Kalimantan Barat merupakan kota khatulistiwa, yang beribukotakan Pontianak. Luas wilayah nya adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Wagub Kalbar : “Pemekaran Provinsi Kapuas Raya Jangan Dijadikan Konsumsi Politik”
Kamis, 03/09/2009
Wakil Gubernur Kalbar, Drs. Christiandy Sanjaya, SE dan rombongan, Selasa tanggal 1 September 2009 melakukan kegiatan silaturahmi ramadhan di Kabupaten Sanggau dan mengadakan pertemuan dengan Bupati, Anggota DPRD, Alim Ulama serta masyarakat Kabupaten Sanggau sebelum berbuka puasa bersama.

Pada kesempatan tersebut Wagub Kalbar mengatakan, bahwa seyogyanya kegiatan tersebut akan dilakukan langsung oleh Gubernur setelah sebelumnya bersafari di Kabupaten Landak, namun karena ada tugas mendadak ke Jakarta, maka kegiatan tersebut diwakilkan ke Wagub.
Menyinggung masalah pemekaran Provinsi Kapuas Raya, Wagub antara lain mengatakan bahwa pemberitaan seputar pemekaran Provinsi Kapuas Raya perlu diluruskan, sehingga tidak menjadi konsumsi politik. Gubernur belum pernah mencabut rekomendasi terhadap aspirasi masyarakat berkenaan dengan pemekaran.
Sampai saat ini Gubernur belum pernah mencabut rekomendasi terhadap aspirasi masyarakat terkait dengan pemerakaran Provinsi Kapuas Raya. Seandainya Gubernur tidak mendukung, tentu rekomendasi tersebut telah dicabut.

Kegiatan silaturahmi ramadhan semacam ini merupakan kegiatan rutin yang setiap tahunnya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan disinergikan dengan program kegiatan dinas/instansi terkait di beberapa kabupaten/kota. Disamping itu kegiatan tersebut juga untuk menjalin silaturahmi antara Pemprov dan Pemkab/kot beserta masyarakatnya. Oleh karena itu dengan kegiatan ini dapat menambah semaraknya suasana bulan Ramadhan dan dapat menjadikan kerukunan antara semuanya dapat tetap terjaga.

Pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya menyampaikan bantuan dari Gubernur kepada organisasi kemasyarakatan, sekolah dan petani, panti asuhan dalam bentuk komputer, genset, bibit ikan air tawar, pakan ikan, alat-alat olah raga, buku pelajaran, sapi dan lain-lhttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=357337137487814211ain.
dishubkominfo-bidinfokom-skdi-rusdi



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Daud ‘ Cino’ Jordan, seorang petinju Indonesia asal Kalbar yang lagi naik daun, di kancah tinju profesional. Lahir di Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, 10 Juli 1987.



Daud merupakan anak ke lima dari enam bersaudara dari pasangan Hermanus Lai Cun dan Natalia. Sejak kelas 3 SD, dia hijrah dari Simpang Hulu ke Ketapang mengikuti jejak abang kandungnya Damianus Yordan yang telah menjadi petinju terkenal di Kalbar dan Indonesia..

Ia berlatih di sasana tinju Ketapang Tanjung Pura Boxing Camp, saat itu abang kandungnya, Damianus Yordan sendiri yang menjadi pelatihnya.
Ayah Daud Jordan, Hermanus Lai Cun bukan seorang petinju, tetapi sangat menggemari olahraga tinju dan sangat mendukung anak-anaknya menjadi petinju. “Bangun tidur saja keluarga kami, sudah membicarakan tentang tinju,” katanya.

Tahun 1996, dia memulai debutnya menjadi petinju di Kalteng dengan melakukan demontrasi gaya tinju. Pada tahun yang sama dia pernah mendali perak kejurnas tinju junior. Setelah mengikuti beberapa kejuaraan tinju junior sejak tahun 1997-2002, banyak mendali emas diraih. Dia juga menjadi nominasi tinju terbaik Indonesia semenjak itu dia dipanggil ke Pelatnas tim nasional.

Daud ‘Cino” Jordan kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 2005. Dia meninggalkan tinju amatir karena merasa tertantang. Tinju profesional lebih mengutamakan kemampuan pribadi, maka harus berlatih lebih giat untuk meningkatkan skill bertinju.

Dia sangat mengagumi dua petinju Mexico Erik Morales dan Juan Manuel Marques. Walapun badan kecil, mereka selalu memenangi pertandingan.

“Tinju tidak indentik dengan badan besar pasti menang, walaupun badan besar tetapi tidak menggunakan otak saat bertanding pasti akan kalah. Jadi petinju harus memiliki otak cerdas, apalagi ditunjang power yang kuat,” katanya.

Debut awalnya menjadi petinju profesional melawan Ansori Anhar pada tanggal 25 Agustus 2005. Saat itu Daud ‘Cino’ Jordan menang KO ronde 1 dalam pertandingan 6 ronde. Namanya terus melesat bagi meteor dan dijuluki raja KO. Dari 15 bertanding, 13 kali menang KO dan 2 kali menang angka. Apalagi setelah dia meraih tingkat 1 PABA pada tanggal 9 September 2006, saat mengkanvaskan pentinju asal Thailand, Kong Chai di ronde 7 dalam pertandingan 8 ronde.

Mendapat Julukan Cino
Semenjak tahun 2001-2005 di dipanggil mengikuti pelatnas. Dia juga melanjutkan SMP dan SMA di sekolah khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Di sana dia dilatih tinju oleh pelatih asal Quba, Yesus Carlos Ternate Torres. Pelatih tersebutlah memberi dia gelar “Cino” sebagai nama keberuntungan Daud Jordan. Karena raut wajahnya yang mirip wajah Cina.

“Dia (Yesus-red) bilang saya harus memiliki julukan tersendiri. Spes wajah saya mirip Cina, karena ayah saya keturunan Cina. Melihat spes wajah mirip Cina maka pelatih memberi saya gelar ‘Cino’ sebagai nama keberuntungan. Saya sangat mengaggumi pelatih tersebut,” katanya. Semenjak itulah dia selalu dikenal dengan julukan Cino.

Biodata
Nama : Daud Jordan
Julukan : Cino
TTL : Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, 10 Juni 1987
Orang Tua : Hermanus Lai Cun (ayah) dan Natalia (ibu)
Anak Ke : Lima dari enam saudara
Nama Saudara : 1. Damianus Yordan
2. Jason Yordan
3. Petrus Yordan
4. Lukas Yordan
5. Yohanes Yordan
Motto : Tiada Hari Tanpa Latihan dan Tidak Ada Istilah Kalah
Promotor : Daniel Bahari
Pelatih : Damianus Yordan
Peringkat : 1 PABA (Kelas Bulu)
Gaya Bertinju : Ortodox
Jangkauan : 88 Cm
Tinggi : 171 Cm
Berat Tanding : 57,1 gr
Bertanding : 15 kali
Menang KO : 13 kali
Menang Angka : 2 kali
Petinju Favorit : Erik Morales (Mexico) Juan Manuel Masques (Mexico
_



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Profil Kabupaten Kubu Raya
Thursday, 11 February 2010 22:30

I.RINGKASAN KRONOLOGIS PEMBENTUKAN KABUPATEN KUBU RAYA

Secara historis, sebelum ditetapkan menjadi Daerah Tingkat II Pontianak, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 .....tentang Penetapan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II se-Kalimantan, Wilayah Kabupaten Pontianak merupakan 3 (tiga) Daerah Pemerintahan Administratif Swapraja, yaitu :
Swapraja Mempawah dengan Ibukota Mempawah
Swapraja Landak Ibukotanya Ngabang
Swapraja Kubu dengan Ibukotanya Kubu
a) Berdasarkan Kepeutusan Politik DPRD Kab. Pontianak No. 08/1998 tentang Menerima dan Menyetujui Pemekaran Kabupaten Daerah Tk.II Pontianak dalam rangka pembentukan Calon Kabupaten Daerah Tk.II Landak dan Calon Kabupaten Daerah Tk.II Kubu, maka sebagai tindak lanjut dari keputusan tersebut terbentuklah Kabupaten Landak melalui Undang-undang Nomor 55 Tahun 1999 landak, untuk Kabupaten Daerah Tingkat II Kubu belum mendapat persetujuan DPR RI.
b) Semakin berkembangnya aspirasi masyarakat dari wialayah selatan untuk melaksanakan Pemekaran Kabupaten Kubu Raya, ditindak lanjuti dengan Keputusan Bupati Pontianak No.154/2005 tanggal 1 juni 2005 tentang Pembentukan Tim Penelitian Pemekaran Kabupaten Pontianak
c) Surat Bupati Pontianak No.135/1137/Pem prihal Usul Persetujuan Pembetukan Kab. Kubu Raya
d) Keputusan DPRD Kab.Pontianak No.22/2005 tanggal 24 Oktober 2005 tentang Persetujuan Penetapan Nama Kabupaten Kubu Raya dan Letak Ibukota Kabupaten di Sungai Raya
e) Keputusan DPRD kabupaten Pontianak No.23/2005 tentang Persetujuan Kesanggupan Dukungan Dana dari Kabupaten Induk Selama 3 Tahun berturut-turut.
f) Surat Bupati Pontianak No.135/1251.A/Pem tanggal 27 Oktober 2005 prihal Pemekaran Kabupaten Pontianak
g) Surat Gubernur Kalimantan Barat No.125.1/3502/Pem tanggal 27 Desember 2005 prihal Usul Pemekaran Kabupaten Pontianak
h) Keputusan DPRD Propinsi Kalimantan Barat No.01/2006 tentang Persetujuan Terhadap Pemekaran Kabupaten Pontianak
i) Keputusan Gubernur Kalbar No.49/2006 tanggal 15-2-2006 tentang Pemberian Dukungan Dana Operasional bagi Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya yang akan dibentuk di Propinsi Kalimantan Barat
j) Pertemuan-pertemuan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan DPR RI baik yang dilaksanakan di DPR RI, Departemen Dalam Negeri maupun daerah dalam rangka membahas pembentukan Kabupaten Kubu Raya
k) Sidang Paripurna DPR RI tanggal 17 Juli 2007 ditetapkan pengesahan RUU tentang Pembentukan Kabupaten Kubu Raya Propinsi Kalimantan Barat
l) Pembentukan Kabupaten Kubu Raya kemudian disyahkan dengan UU Nomor 35 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007, yang kemudian dicatat dalam Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 101 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4751.

II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUBU RAYA

A.Wilayah dan Kependudukan

Secara historis Kabupaten Kubu Raya merupakan eks Daerah Pemerintahan Administratif Swapraja Kubu berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959. Kabupaten Kubu Raya merupakan bagian dari Kabupaten Pontianak, yang terletak dibagian Selatan pada 108°35’-109°58’BT dan O°44’LU 1°01’LS, dan merupakan Wilayah Pantai.
Dari sisi administrasi Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun, dengan luas keseluruhan 6.985,20 Km², dengan rincian sebagai berikut :
1. Kecamatan Batu Ampar terdiri dari 14 desa, 50 dusun dan luas Wilayah 2.002 Km²
2. Kecamatan Terentang terdiri dari 9 desa, 24 dusun dan luas wilayah 786,40 Km².
3. Kecamatan Kubu terdiri dari 18 desa, 65 dusun dan luas wilayah 1.211,60 Km².
4. Kecamatan Teluk Pakedai terdiri dari 14 desa, 46 dusun dan luas wilayah 291.90 Km².
5. Kecamatan Sungai Kakap terdiri dari 12 desa, 48 dusun dan luas wilayah 453.13 Km².
6. Kecamatan Rasau Jaya terdiri dari 5 desa, 21 dusun dan luas wilayah 11.07 Km².
7. Kecamatan Sungai Raya terdiri dari 12 desa, 47 dusun dan luas wilayah 929.30 Km²
8. Kecamatan Sungai Ambawang terdiri dari 12 desa, 48 dusun dan luas wilayah 726.10 Km².
9. Kecamatan Kuala Mandor B terdiri dari 5 desa, 21 dusun dan luas wilayah 473.00 Km².

Kabupaten Kubu Raya mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara dengan Kabupaten Pontianak (Kecamatan Siantan) dan Kota Pontianak.
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Landak (Kecamatan Ngabang) dan Kabupaten Sanggau (Kecamatan Tayan Hilir)
• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Ketapang (Kecamatan Pulau Maya Karimata)
• Sebelah Barat dengan Laut Natuna.

Kabupaten Kubu Raya berbatasan langsung dengan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat
Penduduk Kabuapaten Kubu Raya tahun 2006 menurut data dari BPS Kabupaten Pontianak, berjumlah 480.938 jiwa, sehingga rata-rata kepadatan penduduk adalah 68.85/Km².

B. SARANA DAN PRASARANA

Kondisi sarana dan prasarana Kabupaten Kubu Raya masih relatif tertinggi mengingat sebagian besar terdiri dari wilayah pantai dan perairan, kecuali Kecamatan Sungai Raya yang berada dekat dengan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat. Panjang jalan raya yang menghubungkan kecamatan-kecamatan di Kabupaten ini baru mencapai 1.181 Km².
Jarak rata-rata dari masing-masing Ibukota kecamatan ke Ibukota kabpaten adalah sekitar 15 Km, kecuali Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan kecamatan Terentang berjarak cukup jauh, karena belum tersedia sarana prasarana darat yang memadai. Dari Ibukota Kecamatan Batu Ampar ke Ibukota Kabupaten hannya bisa ditempuh melalui jalan air.
Untuk meunjang perekonomian masyarakat terdapat 8 unit Bank, 143 Unit Lembaga Keuangan Bukan Bank, 21 unit pertokoan, 13 unit pasar, dan 9 unit kantor pos yang tersebar di 9 kecamatan. Selain itu terdapat 6 unit hotel, 65 unit restoran/rumah makan, serta 6 lokasi objek wisata alam dan objek wisata bersejarah.
Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga medis di wilayah Kabupaten Kubu Raya dari waktu ke waktu semakin sangat diperlukan keberadaannya, terlebih-lebih dengan komposisi penduduk yang terbilang cukup besar yang berbasis pada sektor pedesaan, dimana tingkat pemahaman penduduk akan pentingnya kebersihan lingkungan sanitasi relatif cukup rendah. Berdasarkan hasil pendataan dilapangan bahwa jumlah fasilitas kesehatan pada Kabupaten Kubu Raya berjumlah 18 buah, sedangkan untuk tenaga medis yang tersedia berjumlah 139 orang.
Untuk mendukung pembangunan disektor pendidikan, di Kabupaten Kubu Raya telah tersedia 398 unit Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, 94 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / Madrasah Tsanawiyah, dan 36 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas / Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri, namun belum terdapat Perguruan Tinggi.
Ketersediaan sarana dan prasarana antara lain dapat ditunjukkan rasio gedung yang ada terhadap kebutuhan minimal gedung pemerintahan serta lahan yang tersdia terhadap kebutuhan minimal untuk sarana/prasarana pemerintahan. Jumlah gedung yang tersedia 150 buah sedangkan kebutuhan minimal gedung sebanyak 186 buah, Luas keseluruhan lahan saat ini yang tersedia pada Kabupaten Kubu Raya adalah 323 Ha, sedangkan luas lahan yang dibutuhkan adalah 423 Ha.


C. PEREKONOMIAN

Sebagian besar penduduk Kabupaten Kubu Raya bekerja disektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan industri dengan jumlah sekitar 178.228 orang dan 3.146 orang bekerja sebagai PNS.
Menurut data statistik tahun 2006, potensi perekonomian di Kabupaten Kubu Raya antara lain : Padi dengan luas panen 40.323 Ha dan jumlah produksi 132.419 ton, plawija dengan jumlah produksi terdiri dari jagung 1.468 ton/Ha, Kacang Kedelai 709 ton/Ha, Ubi Kayu7.996 ton/Ha, Ubi Jalar 5.055 ton/Ha, Kacang Tanah 6.667 ton/Ha, Kacang Hijau 0.437 ton/Ha. Dari hasil perkebunan : Produksi Kelapa dalam 29.964 ton dengan luas lahan 34.040 ha, Kelapa Hiprida 3.358 ton dengan luas lahan 7.590 ha, Karet 11.791 ton dengan luas lahan 30.441 ha, Kopi 1.006 ton dengan luas lahan 6.170 ha, lada 32 ton dengan luas lahan 290 ha, kakao 80 ton dengan luas lahan 534 ha, pinang 634 ton dengan luas lahan 551 ha, serta kelapa sawit dengan luas lahan 18.041 ha, produksinya sebesar 49.245 ton.
Produksi peternakan antara lain sapi 185.600 kg, kerbau 3.030 kg, babi 33.640 kg, Ayam buras 1.026,02 tok, Ayam ras pedaging 2.039,36 ton. Da itik 15.81 ton. Produksi perikanan terdiri atas ikan laut 10.753.8 ton dengan nilai produksi Rp 77.052.359.000,00. dan ikan perairan umum sebesar 255.5 ton dengan nilai produksi Rp 3.283.681.800,00,-
Potensi pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Kubu Raya antara lain : Produksi Pasir 480.074.55 M3, Tanah Uruk 40.199.40 M3 dan produksi Batu sebanyak 10.347.09 M3 serta bahan tambang lainnya seperti Batu Granit, Pasir Sungai, Gambut, Andesit, dan Gas Metan.

D. POTENSI DAERAH

Potensi Daerah merupakan cerminan tersedianya sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah dan kesejahtraan masyarakat. Kegiatan perdagangan diwilayah calon Kabupaten Kubu Raya menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal tersebut ditandai adanya kegiatan industri pengolahan kayu yang terdapat disebagian wilayah calon tersebut. Adanya kegiatan industri pengolahan kayu, mendorong timbulnya pusat-pusat perdagangan, yang berimplikasi kepada pemenuhan berbagai macam kebutuhan masyarakat diantaranya tersedianya pasar dengan berbagai ragam barang kebutuhan.
Potensi Daerah Kabupaten Kubu Raya yang sedang dan akan dikembangkan antara lain dibidang infrastruktur yaitu peningkatan jalan Trans Kalimantan (Kecamatan Sungai Ambawang, Tayan), pembangunan jalan, perluasan Bandara Supadio, pembangunan Jalan Lingkar supadio.
Dibidang perekonomian antara lain pengembangan sentra tanaman padi, jagung dan tebu melalui program “KUAT” (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) dalam mendukung kawasan tramsmigrasi mandiri (KTM), Pengembangan Kawasan Transmigrasi mandiri atau kota terpadu mandiri (KTM) Rasu Jaya dan Terentang, Rasau Jaya Komplek: 30.000 Ha (Jagung). Kakap Komplek: 16.000 Ha (Padi). Sungai Raya Komplek: 20 Ha (Jagung). Pabrik Karet (Kecamatan Sungai Ambawang) Pengembangan Desa Mandiri Pangan (Kecamatan Terentang), Peremajaan Kelapa, Peremajaan Sagu, Penanaman Pisang, Peningkatan Produksi perkebunan Kelapa Sawit, Rehabilitasi Hutan Rakyat dan Reboisasi. Pengembangan budi Daya ikan air tawar di Kecamatan Sungai Raya, Terentang, Rasau Jaya, Kubu , Teluk Pakedai, Sungai Ambawang dan Kecamatan Kuala Mandor B.
Dibidang perikanan dan kelautan antara lain pengembangan budi daya ikan payau (Kerapu, udang, udang Venamme danWindu) di Kecamatan Batu Ampar, Teluk Pakedai dan Kecamtan Sungai Kakap. Pengembangan tambak rakyat di Kecamatan Sungai Kakap, Teluk Pakedai, Kubu dan Kecamatan Batu Ampar; penguatan armada tangkap dan teknologi; piningkatan sarana prasarana TPI dan PPI; penataan pumukima nelayan; pengembangn sumber daya perikanan dan kelembagaan (SPDN untuk nelayan, kedai pesisir, Pondok Wisata Bahari dan penguatan moda; serta pemberdayaan masyarakat pulau-pulau kecil.
Dibidang kesehatan dan pendidikan antara lain peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan pelayanan fasilitas Puskesmas, puskesmas membantu dan polindes (Puskesmas kecamatan Kubu dan Kecamatan Sungai Kakap) penambahan tenaga medis dan para medis, penambahan jumlah tenaga pendidikan, rehabilitas/pembangunan sekolah dasar, SLTP dan SMU; serta perbaikan / pengadaan sarana belajar (Perpustakaan, media pembelajran, Lab Bahasa/IPA/Matematika/alat peraga dan lain-lain).
Promusi dan pengembangan wisata bahari (Mangrove) di Kecamatan Teluk Pakedai, Sungai Kakap, Kubu dan Kecamatan Batu Ampar.


III. PENUTUP

Dengan terbentuknya Kabupaten Kubu Raya sebagai pemekaran dari Kabupaten Pontianak, maka kedepan diharapkan terjadi peningkatan pelayanan kepada masyarakat, sehingga percepatan pembangunan juga dapat terlaksana, yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kesejahtaraan masyarakat.
Profil singkat Kabupaten Kubu Raya ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada pemangku kepentingan serta pemerhati, terutama terkait dengan kondisi daerah pda saat ini dan potensi yang ada untuk menjadi bahan masukan dalam membangun daerah. Potensi tersebut tentu tetap akan menjadi potensi bila tidak disentuh dengan program-program yang baik dan nyata, untuk itu masing-masing pihak diharapkan mengambil peran sesuai kapasitas dan fungsi masing-masing, bersatu padu dalam irama yang harmonis dengan satu tujuan yaitu membangun daerah, dalam upaya mensejajarkan daerah ini dengan daerah-daerah lain yang sudah terlebih dahulu maju secara rasional. Semoga Tuhan memberkati langkah dan upaya-upaya kita bersama.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Gubernur Drs. Cornelis,MH, “ Lantik Bupati Dan Wakil Bupati Ketapang
Rabu, 01/09/2010
Pontianak-Gubernur Kalimantan Barat Drs.Cornelis,MH melantik pasangan Drs.Henrikus,M,Si dan Boyman Harun,SH sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ketapang priode 2010-2015 yang berlangsung di Gedung DPRD Ketapang, Senin ( 30/8)
Rapat Paripurna DPRD dipimpin langsung Ketua DPRD Ketapang Ir. H.Gusti Kamboja .MH sidampingi Wakil Ketuanya Budi Mateus,Spd dan Jamburi Amir,SH, acara pelantikan berjalan cukup aman dan lancar, hadir menyaksikan Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar Ny.Frederika Cornelis,S.Pd, seluruh pejabat SKPD tingkat Provinsi dan Kabupaten , termasuk Pangdam XII Tanjungpura, Danrem 121 /ABW, Danlanal serta Polda Kalbar hadir menyaksikan acara pelantikan.
Gubernur Kalbar Drs Cornelis,MH dalam sambutan tertulisnya antara lain mengatakan, setelah dilantik sebagai pejabat baru Bupati dan Wakil Buapti, pertama yang harus dilakukan adalah segera laksanakan konsolidasi baik dijajaran pemerintahan maupun disemua elemen masyarakat.
Tugas Bupati selaku pucuk pimpinan di daerahnya, harus berpikir, bagaimana berusaha untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara makro, dalam upaya mengentaskan kemiskinan serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Sekarang ini kekuasaan seorang Bupati sangat luar biasa, maka gunakanlah kesempatan tersebut untuk dapat mensejahterakan masyarakat dengan melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi disemua sektor kehidupan.
Pelaksanaan Program tidak bisa hanya dapat dilakukan Bupati, tapi hal ini harus didukung oleh semua Kepala SKPD dan yang paling penting anggota Legislatif serta segenap lapisan masyarakat
Utamakan Program yang bersipat mendesak serta menyentuh masyarakat luas, derngan tidak mengenyampingkan untuk program-program lainnya, tegas, “ Cornelis.
Program prioritas utama yang harus dilaksanakan serta target –target yang harus dikejar dalam bidang pembangunan di daerah. diantaranya.
Pertama harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk kepentingan rakyat, siapkan lapangan pekerjaan, prioritaskan program pembangunan untuk mengurangi angka kemiskinan, pastikan pangan, energi dan air minum yang senantiasa cukup untuk rakyat, tidak lupa tingkatkan keberhasilan pendidikan dan kesehatan serta aktifitas pelayanan kepada masyarakat, “ tegas Cornelis.
Menurut Cornelis, “ sebagai pilar kedua adalah demokrasi yang diharapkannya yaitu semakin matang, mapan dan bermanfaat bagi rakyat.
Demokrasi yang menghormati, mematuhi aturan main serta pranata hukum rules of law sebagai cirri demokrasi yangmatang, bukan demokrasi dengan mengerahkan massa untuk melawan hukum, ujarnya.
Sedangkan pilar ketiga lanjut Gubernur, sebagai kepala daerah Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang dilantik ini harus menjadi pemimpin yang bertanggungjawab dalam mengemban tugas.
Oleh sebab itu diharapkan semua pilar tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama dan harus sejalan seiring serta ada balance (keseimbangan).
Melalui pengembangan potensi –potensi unggulan tersebut dengan salah satu roda penggeraknyaadalah ketersedian sumberdaya manusia termasuk sumberdaya aparatur yanghandal dan kapabel, ungkap”Cornelis.( Humas Pemprov/Nasir)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Christiandy, “ Penentuan Batas Wilayah Daerah Di Atur Mendagri “
Kamis, 02/09/2010
Pontianak-Terjadinya pemerkaran dalam satu wilayah, tentu akan banyak menimbulkan berbagai persoalan, terutama masalah batas wilayah dalam satu daerah yang dimekarkan, untuk mengatasi hal tersebut, tentu kita akan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri, ini berarti bahwa legalitas dalam penentuan batas Wilayah merupakan kewenangan Mendagri.
Sedangkan aktivitas atau proses dalam penentuan batas dilapangan, mulai dari penelitian, dokumen, pemasangan pilar batas serta pengukuran, merupakan urusan pemerintah yang bersifat “ Coucurrent”, sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Pemerintah dapat mengalokasikan dukungan pendanaanya melalui APBN ( dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan).
Pemerintah Daerah juga memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan penegasan batas daerah, termasuk mempersiapkan dukungan pendanaannya melalui APBD, sesuai kemampuan keuangan masing-masing daerah.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Kalbar Drs.Christiandy Sanjaya,SE.MM ketika membuka Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Kebijakan Penegasan Batas Daerah yang berlangsung di Balai Petitih Kantor Gubernur, Kamis ( 2/9).
Selanjut, Christiandy, untuk memberi dukungan dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan penegasan batas daerah ini, sekaligus menindaklanjuti arahan Kemendagri, maka Gubernur Kalbar telah menyampaikan pemberitahuan dan penegasan tersebut kepada Bupati/Walikota Se-Kalbar me;a;ui Surat No 125.3/2065/Pem-C tanggal 17 Juni 2010, tentang Penegasan batas daerah antar Provinsi , Kabupaten/Kota Se-Kalbar.
Guna mendukung kelancaran pelaksaaan hal tersebut, maka dipersiapkan data batas daerah masing-masing sesuai kondisi terakhir, yang meliputi identifikasi cakupan wilayah yang berbatasan, segmen batas dan informasi fasilitasi penyelesaian batas yang bermasalah.
Melakukan pendampingan oleh Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten/Kota selama pihak ketiga ( konsultan) melaksanakan kegiatan penegasan batas di daerah, mempasilitasi permasalahan penyelesaian batas daerah, termasuk dukungan biaya untuk pendampingan melalui APBD masing daerah.
Melalui forum rapat koordinasi dan sosialisasi ini dapat dijadikan sarana yang efektif , guna menyamakan persepsi dalam percepatan penegasan batas daerah yang mencakup mengenai penetapan batas daerah secara kartometrik di peta, serta penetapan batas melalui survey di lapangan, “ tegas Christiandy.
Hadir dalam Rapat Koordinasi dan sosialisasi tersebut diantaranya Direktur Administrasi dan Perbatasan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Sekda Kalbar, Kepala SKPD terkait, para Camat daerah perbatasan se-Kalbar.( Humasprov/Nasir)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

100 KK dari Jateng dan Yogya Transmigrasi ke Kalimantan
Umum / Selasa, 23 November 2010 20:29 WIB
Metrotvnews.com, Semarang: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, melepas seratus kepala keluarga (KK) berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan 50 lainnya Daerah Istimewa Yogyakarta ke Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

"Dari ratusan transmigran yang dilepas ke Kalimantan, ada sebanyak 12 KK (39 jiwa) yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi," kata Muhaimin Iskandar usai upacara pelepasan ratusan transmigran yang dilaksanakan di Gedung Transito, di Semarang, Jateng, Selasa (23/11) malam.

Para transmigran yang juga menjadi korban erupsi Gunung Merapi tersebut terdiri atas 10 KK dengan 33 jiwa berasal dari Sleman, DIY dan dua KK dengan enam jiwa berasal dari Boyolali, Jawa Tengah.

Ia mengatakan, sebelumnya para transmigran telah mengikuti program persiapan transmigrasi sesuai dengan keinginan dan kesempatan yang ada. "Pengiriman dan penempatan transmigran ini merupakan bagian integral dari program penempatan tahun 2010 dengan target mencapai 10 ribu KK ke berbagai lokasi transmigrasi di seluruh Indonesia," ujarnya.

Menurut dia, pelaksanaan program transmigrasi tidak sekadar perpindahan penduduk. Tetapi juga model pembangunan komunitas baru untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan berbagai pusat aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan pemerintahan di daerah yang dituju.

"Program transmigrasi merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di berbagai daerah padat penduduk serta mendukung peningkatan produksi dalam pertanian, ketahanan pangan, dan energi sehingga bisa menyejahterakan kehidupan masyarakat," katanya.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berencana membangun 38 kawasan terpadu mandiri (KTM) baru di lokasi transmigrasi yang ada saat ini sehingga pada masa mendatang terdapat 79 KTM di seluruh Indonesia.

Hingga saat ini, ada 44 KTM yang telah dibangun berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Nomor 293/Men/IX/2009 tentang Penetapan Lokasi KTM di Kawasan Transmigrasi.

Ia mengharapkan, seluruh transmigran segera beradaptasi dan berinteraksi dengan masyarakat di sekitar lokasi transmigrasi, termasuk mempelajari adat istiadat setempat.

Mohammad Ashari (35), salah seorang transmigran berasal dari Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang menjadi salah satu korban erupsi Gunung Merapi, mengaku, ingin meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarganya dengan ikut bertransmigrasi.

"Dengan ikut transmigrasi ini, saya ingin kesejahteraan keluarga meningkat, apalagi rumah dan lahan garapan berupa kebun salak rusak terkena dampak erupsi Merapi," katanya.

Ia mengaku telah mendaftar menjadi calon transmigran beberapa waktu sebelum erupsi Gunung Merapi. Untuk itu, ia tidak dipungut biaya sedikitpun untuk mengikuti program transmigrasi.

Ia juga mengaku telah mengikuti pelatihan selama beberapa hari mengenai budi daya dan pengolahan lahan garapan sebelum diberangkatkan menuju lokasi transmigrasi.

"Para transmigran dijanjikan pemerintah akan mendapat jaminan hidup berupa kebutuhan pokok selama satu tahun, uang saku Rp600 ribu, dan lahan garapan dengan total mencapai dua hektar per kepala keluarga," ujar Mohammad Ashari didampingi istri dan tiga anaknya yang masih kecil.(Ant/BEY)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 1 komentar

MENYAMBUT LEBARAN DENGAN LETUSAN MERIAM
Pontianak adalah kesultanan terakhir yang berdiri di Kalimantan Barat pada abad ke-17. Didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri yang sekaligus menjadi Sultan pertama di Kesultanan Pontianak ketika itu. Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri adalah putera seorang ulama terkenal di Kalimantan Barat yang bernama Habib Husain. Habib Husain ini berasal dari Negeri Hadhralmaut-Yaman Selatan. Berdasarkan silsilahnya, Habib Husain ini merupakan keturunan Nabi Muhammad. Ketika di Kalimantan Barat, Habib Husain sempat menjadi ulama yang menyebarkan ilmu keislamannya di Kesultanan Matan dan Kesultanan Mempawah. Syarif Abdurrahman sendiri adalah putera dari perkawinannya dengan perempuan di Kesultanan Matan.

• Dalam Bahasa Melayu, Pontianak artinya hantu kuntilanak. Penamaan ini sesuai dengan sejarah ketika berdirinya kota pesisir sungai ini dua abad yang silam. Konon ketika itu, pendiri kota ini yaitu Syarif Abdurrahman Al-Qadri, bersama-sama dengan rombongannya kemudian sampailah di kawasan Batulayang yang berada di wilayah utara Pontianak setelah melakukan perjalanan dari Mempawah untuk mencari daerah baru yang akan dijadikan kesultanan. Ketika sampai di Batulayang inilah, rombongan Syarif Abdurrahman Al-Qadri yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kapal tiba-tiba mendapat gangguan dari makhluk halus sejenis hantu kuntilanak. Berdasarkan petunjuk yang didapat, Syarif Abdurrahman Al-Qadri kemudian memerintahkan kepada rombongannya untuk bermalam di Batulayang, karena daerah yang akan dituju sudah semakin dekat. Berdasarkan petunjuk yang didapat juga, Syarif Abdurrahman memerintahkan kepada rombongannya untuk menembakkan meriam, yang selain untuk mengusir gangguan hantu kuntilanak, juga sebagai penanda, bahwa di mana peluru meriam itu jatuh, maka di tempat itulah nantinya akan dibangun kesultanan.

Simpang tiga pertemuan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak adalah tempat jatuhnya peluru meriam yang ditembakkan tersebut. Kawasan tersebut kemudian dikenal dengan nama Kampung Beting yang termasuk di dalam wilayah Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Di kawasan inilah untuk pertama kalinya didirikan bangunan berupa masjid di Kota Pontianak yang ketika itu masih hutan belantara. Masjid yang merupakan bangunan pertama di kota ini kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman. Tak jauh dari Masjid Jami’ Kesultanan Pontianak tersebut kemudian didirikan Istana Qadriah sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Pontianak ketika itu. Hingga kini, kedua bangunan bersejarah di Kota Pontianak tersebut masih tetap kokoh berdiri.

Berkaitan dengan sejarah masa lalunya, menembakkan meriam menjadi tradisi tersendiri di Kota Pontianak ketika akan menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta ketika memperingati Hari Jadi Kota Pontianak. Tak jarang pula meriam dibunyikan ketika event-event budaya seperti Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) yang setiap tahun rutin dilaksanakan oleh pemerintahan daerah setempat. Bedanya, meriam yang menjadi tradisi masyarakat Kota Pontianak ini bukanlah terbuat dari besi dan berisikan mesiu, melainkan hanya meriam yang terbuat dari kayu log yang cukup panjang dan berdiameter agak besar (panjangnya 5 – 8 meter, dengan diameter 30 – 100 centimeter) dan berisikan karbit 3 – 5 ons sebagai pengganti mesiu yang kemudian disulut dengan api. Suara meriam karbit ini bisa menggelegar hingga mencapai radius 10 kilometer.

Meriam karbit, begitulah masyarakat Pontianak biasa menyebutnya. Merupakan tradisi unik yang ada Pontianak yang mungkin satu-satunya di Indonesia dan di dunia. Mengapa dikatakan unik? Di beberapa daerah mungkin saja terdapat tradisi serupa. Tapi sangat berbeda dengan tradisi meriam karbit yang ada di Kota Pontianak. Selain meriamnya berukuran besar, juga dibunyikan secara bergantian dan berhadap-hadapan antara kelompok yang ada di sisi sungai yang satu dengan kelompok yang ada di sisi sungai yang berseberangan. Dan ini bukan hanya satu dua kelompok, namun bisa mencapai puluhan kelompok yang berada di sepanjang pesisir Sungai Kapuas Kecil secara berhadap-hadapan seperti layaknya peperangan. Satu kelompok bisa memiliki 3 hingga 8 meriam karbit. Sehingga dapat dibayangkan keadaan Kota Pontianak ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri, gegap-gempita dengan suara meriam yang menggelegar bersahut-sahutan bagaikan berada di dalam sebuah kota yang sedang dilanda peperangan. Bagi sebagian orang yang tak terbiasa, suara bising tersebut mungkin akan sangat mengganggu. Tapi lain lagi bagi kebanyakan masyarakat Kota Pontianak. Meriam karbit merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi mereka, yang tak setiap hari dapat ditemui. Dulu tradisi ini pernah dilarang oleh polisi dan pemerintahan setempat. Bahkan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tradisi ini akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Baru dalam sekitar 13 tahun terakhir ini masyarakat Pontianak bisa melakukan tradisi mereka yang unik ini dengan leluasa tanpa adanya larangan dari polisi dan pemerintahan setempat.

Selain tradisi meriam karbit, di Kota Pontianak hingga kini juga terus hidup tradisi-tradisi lainnya berupa kesenian daerah dengan corak budaya Melayunya yang begitu kental, seperti Zikir Hadrah, Tari Zapin, Pantun, Syair, dan Tanjidor, serta tradisi Melayu pada upacara kelahiran, khitanan, khataman Al-Qur’an, pertunangan, pernikahan, dan kematian. Selain budaya dan tradisi Melayu, di Pontianak juga hidup dan berkembang budaya dan tradisi Tionghoa, seperti Barongsai, Cap Go Meh, dan Atraksi Naga. Selain itu, Kota Pontianak hingga kini juga masih memiliki tempat-tempat bersejarah, seperti Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrarahman, Istana Qadriah, dan Makam Keluarga Kesultanan Pontianak (dikenal dengan sebutan Makam Batulayang). Selain itu juga terdapat Taman Alun-alun Kapuas, Kawasan Kampung Beting, Museum Negeri, Duplikat Rumah Adat, Taman Agrowisata, Jembatan Kapuas, dan Jembatan Landak, serta Tugu Khatulistiwa yang merupakan ikon Kota Pontianak yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

kunjungi source beritanya : http://thenafi.wordpress.com/category/kebudayaan/



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Sejarah Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat terbentuk tanggal 1 Januari 1957. Pembentukannya berbarengan dengan provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pada awal kemerdekaan, wilayah Kalimantan Barat merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan.

Penghuni pertama Kalimantan Barat diperkirakan hidup di kawasan pantai dan pinggiran Sungai Kapuas. Pada abad ke 5, mereka sudah menjalin hubungan dagang dengan India, Cina, dan Timur-Tengah. Mereka termasuk dalam rumpun Melayu.

Di Kalimantan Barat sedikitnya pernah berdiri 13 kerajaan. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Tanjungpura, Sukadana, Simpang, Mempawah, Sambas, Landah, Tayan, Meliau, Sanggau, Sekadau, Sintang, Kubu, dan Pontianak. Tumbuhnya kerajaan tersebut bermula dari kedatangan Prabu Jaya, anak Brawijaya dari Pulau Jawa.

Tahun 1598, Belanda mulai mendarat di Kalimantan. Namun kolonialisme baru mencengkram Kalimantan pada abad ke 17. Ketika itu, Belanda dan Inggris berusaha untuk menguasan perdagangan. Sementara itu, Kerajaan Bugis juga berusaha menguasai Kalimantan. Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di Mempawah. Selain itu, lahir pula Kesultanan Pontianak, yang pada masa pemerintahan Sultan Hamid menggabungkan diri dengan Republik Indonesia.

Pada abad ke 19, Belanda dan Inggris semakin intensif memaksakan monopoli dagangnya di berbagai kesultanan. Mereka juga menyebarkan agama kristen. Agar bisa mendominasi perdagangan, mereka harus mematahkan berbagai perlawanan beberapa kesultanan dan suku yang tidak mau tunduk. Pada awal abad ke 20, Belanda telah menguasai daerah pedalaman. Namun tahun 1930, Belanda baru berhasil menduduki Kalimantan, Kecuali Kalimantan Utara yang dikuasai oleh Inggris.

Dalam abad ke 20 ini, mulai bermunculan gerakan-gerakan kebangsaan. Berbagai pergerakan merupakan cabang pergerakan di Jawa. Hal ini disebabkan oleh sistem perhubungan Kalimantan dengan Jawa yang sudah mulai baik. Rakyat yang merasa tertekan oleh penjajah Belanda, membentuk wadah-wadah perjuangan.

Organisasi politik pertama yang berdiri di Kalimantan Barat adalah Syarikat Islam tahun 1914. dalam waktu singkat, Syarikat Islam berkembang dengan cepat, dimana perkembangannya ditunjang pula oleh para raja dan bangsawan. Pada tahun 1922, lahir organisasi baru beraliran komunis, bernama Syarikat Rakyat. Organisasi ini dipimpin oleh Gusti Sulung Lelanang, mantan aktivis Syarikat Islam.

Organisasi lainnnya yang terbentuk di Kalimantan Barat adalah Muhammadiyah. Cabang organisasi Islam ini dibuka oleh dua orang guru agama dari Sumatera Barat. Mulai tahun 1932, Muhammadiyah berkembang pesat, mereka membuka cabang di Pontianak, Sungai Bakau Kecil, Singkawang, dan Sambas.

Tahun 1936, Partai Indonesia Raya (Parindra) membuka cabangnya di Kalimantan Barat. Setelah itu, mereka membuka cabang di beberapa wilayah Kalimantan Barat seperti di Pontianak, Ngabang, Sambas, dan Singkawang. Selain pergerakan yang merupakan cabang dari Jawa, muncul pula organisasi politik lokal seperti Persatuan anak Borneo. Namun organisasi ini berada di bawah pengaruh Belanda, dan tidak berperan dalam memunculkan kesadaran kebangsaan.

Pada bulan Februari 1942, Jepang mendarat di Kalimantan dan langsung mengambil alih kekuasaan Belanda. Jepang kemudian melarang organisasi politik dan melakukan pemaksaan dan peindasan terhadap rakyat. Berbagai kegiatan rakyat dipusatkan untuk tujuan perang Jepang. Kungkungan dan kekejaman Jepang berakhir ketika "Sang Saudara Tua" ini kalah dalam perang, menyerah terhadap sekutu.

Berita proklamasi kemerdekaan sampai di Kalimantan Barat tanggal 18 Agustus 1945. setelah berita proklamasi ini menyebar, para pejuang Kalimantan Barat segera membentuk organisasi yang diberi nama Panitia Penyongsong Republik Indonesia (PPRI). Setelah itu, mulailah era usaha mempertahankan kemerdekaan.

Upaya untuk mewujudkan pemerintahan Republik Indonesia di Kalimantan Barat mendapat kendala karena Belanda kembali menguasai daerah ini. Perjuangan untuk mengusir Belanda dilakukan dengan jalan militer dan politik. Di jalan militer, pada pejuang melakukan serangan-serangan terhadap pos-pos pertahanan Belanda. Di bidang politik, perjuangan dilakukan dengan mendirikan berbagai organisasi perjuangan, seperti Gabungan Persatuan Indonesia (Gapi), Persatuan Bangsa Indonesia Sambas (Perbis), Pemuda Indonesia Merdeka (PIM), Gerakan Indonesia Merdeka (Gerindo), Persatuan Muslim Indonesia (Permi), dan Gerakan Pemuda Indonesia (Gerpindo).

Belanda melakukan berbagai penangkapan terhadap pejuang. Akibatnya banyak pejuang yang terpaksa menyingkir ke daerah pedalaman. Mereka kemudian membentuk satuan-satuan semi militer dengan beranggotakan bekas Heiho dan penduduk. Perjuangan melawan Belanda semakin sengit ketika Belanda bermaksud mendirikan negara Kalimantan. Lewat Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda menjadikan Kalimantan Barat sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Namun keberadaan RIS tidak diterima rakyat. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Kalimantan kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia. Sebagai gubernur Provinsi Kalimantan setelah pembubaran RIS, diangkat Dr. M. Murjani.

Setelah pembentukannya, yaitu, tanggal 1 Januari 1957, Kalimantan Barat mulai menata pemerintahan. Namun karena situasi keamanan baik lokal maupun nasional belum stabil, pemerintahan ketika itu tidak bisa memperbaiki tingkat kehidupan rakyatnya. Setelah berbagai kekacauan berakhir, yang diakhiri dengan penumpasan terhadap peristiwa G30S/PKI, pemerintah daerah Kalimantan Barat dapat melakukan perbaikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat.




Sejarah Pontianak tidak terlepas dari peran Bangsa China yang menguasai perdagangan pada masa lalu dan mungkin hingga saat ini. Objek peninggalan yang berkaitan dengan kedatangan bangsa china antara lain Klenteng tua Budhisatva Karaniya Metta dan Pelabuhan Sanghie. Klenteng tua Budhisatva Karaniya Metta diperkitakan berdiri
pada abad ke-17. Pada masa itu banyak sekali bangsa china yang datang ke Kalimantan Barat sehingga etnis china yang ada di Kalimantan Barat bertambah banyak. Dibangunnya Klenteng ini adalah untuk memfasilitasi etnis china untuk beribadah. Selain Klenteng tua, objek peninggalan lain yang berkaitan dengan adanya etnis china adalah pelabuhan Sheng Hie yang di perkirakan berdiri pada abad ke-18 dan merupakan pelabuhan peniagaan pertama di Pontianak. Pelabuhan Sheng Hie dipergunakan untuk kegiatan perdagangan pada masa itu bahkan hingga saat ini. Nama pelabuhan Sheng Hie sendiri diambil dari nama seorang pengusaha besar hasil bumi dari negeri China. Pelabuhan ini memiliki letak yang strategis karena terletak di tepi Sungai Kapuas.

Sumber : http://dulusaatini.blogspot.com/2010...tan-barat.html



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).

Menurut kakawin Nagarakretagama (1365), Kalimantan Barat menjadi taklukan Majapahit, bahkan sejak zaman Singhasari yang menamakannya Bakulapura. Menurut Hikayat Banjar (1663), negeri Sambas, Sukadana dan negeri-negeri di Batang Lawai (nama kuno sungai Kapuas) pernah menjadi taklukan Kerajaan Banjar sejak zaman Hindu. Sejak 1 Oktober 1609, Kerajaan Sambas menjadi daerah protektorat VOC Belanda. Sesuai perjanjian 20 Oktober 1756 VOC Belanda akan membantu Sultan Banjar Tamjidullah I untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Sanggau, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi). Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 negeri Landak dan Sukadana diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC Belanda selain daerah protektorat Sambas. Pada tahun itu pula Pangeran Syarif Abdurrahman Alkadrie direstui VOC Belanda sebagai Sultan Pontianak yang pertama dalam wilayah milik Belanda tersebut. Pada tahun 1789 Sultan Pontianak dibantu Kongsi Lan Fang diperintahkan VOC Belanda untuk menduduki negeri Mempawah. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjar menyerahkan Jelai, Sintang dan Lawai (Kabupaten Melawi) kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada 1855, negeri Sambas dimasukan ke dalam wilayah Hindia Belanda mejadi Karesidenan Sambas.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal yang dimuat dalam STB 1938 No. 352, antara lain mengatur dan menetapkan bahwa ibukota wilayah administratif Gouvernement Borneo berkedudukan di Banjarmasin dibagi atas 2 Residentir, salah satu diantaranya adalah Residentie Westerafdeeling Van Borneo dengan ibukota Pontianak yang dipimpin oleh seorang Residen.
Pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 tanggal 7 Desember 1956. Undang-undang tersebut juga menjadi dasar pembentukan dua provinsi lainnya di pulau terbesar di Nusantara itu. Kedua provinsi itu adalah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Kondisi Alam
Iklim di Kalimantan Barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan Januari dan Oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0 dan kelembaban rata-tara antara 80% s/d 90%.
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Daerah Kalimantan Barat dihuni oleh Penduduk Asli Dayak dan kaum pendatang lainnya dari Sumatra dan kaum urban dari tiongkok dan daerah di Indonesia lainnya. Suku Bangsa yang Dominan Besar yaitu Dayak ,Melayu dan Tionghoa, yang jumlahnya melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak dan lain-lain yang jumlahnya dibawah 10%.
• Suku Dayak terdiri dari: (1) Rumpun Kanayatn, (2) Rumpun Ibanic, (3) [[ Rumpun Bidoih (Kidoh-Madeh), (4) Rumpun Banuaka", (5) Rumpun Kayaanic, (6) Rumpun Uut Danum dan Kelompok Dayak yang mandiri atau tak mempunyai rumpun suku,
terdiri atas:
1. Suku Iban (Ibanic)
2. Suku Bidayuh (Bidoih)
3. Suku Seberuang (Ibanic)
4. Suku Mualang (Ibanic)
5. Suku Kanayatn
6. Suku Mali
7. Suku Sekujam
8. Suku Sekubang
9. Suku Kantuk (Ibanic)
10. Suku Ketungau (Ibanic)
11. Suku Desa (Ibanic)
12. Suku Hovongan (Kayanic)
13. Suku Uheng Kereho (Kayanic)
14. Suku Babak
15. Suku Badat
16. Suku Barai
17. Suku Bugau (Ibanic)
18. Suku Bukat (Kayanic)
19. Suku Galik (Bidoih)
20. Suku Gun (Bidoih)
21. Suku Jangkang (Bidoih)
22. Suku Kalis (Banuaka")
23. Suku Kayan
24. Suku Kayaan (Kayaanic)
25. Suku Kede (Ibanic)
26. Suku Keramai
27. Suku Klemantan
28. Suku Pos
29. Suku Punti
30. Suku Randuk
31. Suku Ribun (Bidoih)
32. Suku Cempedek
33. Suku Dalam
34. Suku Darok
35. Suku Kopak
36. Suku Koyon
37. Suku Lara (Kanayatn)
38. Suku Senunang
39. Suku Sisang
40. Suku Sintang
41. Suku Suhaid (Ibanic)
42. Suku Sungkung (Bidayuh)
43. Suku Limbai
44. Suku Mayau
45. Suku Mentebak
46. Suku Menyangka
47. suku-suku sungai Mayuke
48. Suku Sanggau
49. Suku Sani
50. Suku Sekajang
51. Suku Selayang
52. Suku Selimpat
53. Suku Dusun
54. Suku Embaloh (Banuaka")
55. Suku Empayuh
56. Suku Engkarong
57. Suku Ensanang
58. Suku Menyanya
59. Suku Merau
60. Suku Muara
61. Suku Muduh
62. Suku Muluk
63. Suku Ngabang
64. Suku Ngalampan
65. Suku Ngamukit
66. Suku Nganayat
67. Suku Panu
68. Suku Pengkedang
69. Suku Pompang
70. Suku Senangkan
71. Suku Suruh
72. Suku Tabuas
73. Suku Taman
74. Suku Tingui
75. Rumpun Uut Danum di Kalimantan Barat: Dohoi, Cohie, Pangin, Limbai, Sebaung
• Sak Senganan (Ibanic Moslem)
• Suku Melayu
lain-lain:
1. Suku Banjar
2. Suku Pesaguan
3. Suku Bugis
4. Suku Sunda
5. Suku Jawa
6. Suku Madura
7. Suku Minang
8. Suku Batak
9. dan lain-lain
• Tionghoa
1. Hakka
2. Tiochiu
3. dan lain-lain
Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu bahasa Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di masksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).
Khusus untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman (umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak (paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati).
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahas Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
Agama
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat memeluk agama Islam (35%), Katolik (28%), Protestan (10%), Buddha (6,4%), Hindu (0,2%), lain-lain (1,7%).
Pendidikan
Perguruan Tinggi/Universitas yang ada di Kalimantan Barat antara lain:
1. Universitas Tanjungpura
2. Sekolah Tinggi Pastoral Santo Agustinus Keuskupan Agung Pontianak (STP ST. AGUSTINUS KAP)
3. Politeknik Negeri Pontianak
4. STIPER Panca Bhakti Pontianak
5. STAIN Pontianak
6. STMIK Pontianak
7. Politeknik Kesehatan
8. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak
9. Universitas Muhammadiyah
10. ASMI Pontianak
11. ABA Pontianak
12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma
13. Akademi Sekretari dan Manajemen Widya Dharma
14. Akademi Bahasa Asing Widya Dharma
15. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Dharma
16. Politeknik Tonggak Equator (POLTEQ)
17. STIE Pontianak
18. Universitas Pancabakti
19. STIH Singkawang
20. Universitas Kapuas, Sintang
21. Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka
Batas wilayah
Provinsi Kalimantan Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara
Sarawak, Malaysia Timur

Selatan
Laut Jawa

Barat
Laut Natuna, Selat Karimata dan Samudra Pasifik

Timur
Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah

Pemerintahan
Ibu kota Kalimantan Barat adalah kota Pontianak.
Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bengkayang
Bengkayang
2 Kabupaten Kapuas Hulu
Putussibau
3 Kabupaten Kayong Utara
Sukadana
4 Kabupaten Ketapang
Ketapang
5 Kabupaten Kubu Raya
Sungai Raya
6 Kabupaten Landak
Ngabang
7 Kabupaten Melawi
Nanga Pinoh
8 Kabupaten Pontianak
Mempawah
9 Kabupaten Sambas
Sambas
10 Kabupaten Sanggau
Sanggau
11 Kabupaten Sekadau
Sekadau
12 Kabupaten Sintang
Sintang
13 Kota Pontianak
-
14 Kota Singkawang
-

[sunting] Daftar gubernur
No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Adji Pangeran Afloes
1957
1958
2. Djenal Asikin Judadibrata
1958
1959

3. Johanes Chrisostomus Oevang Oeray
1960
1966

4. Soemardi, Bc. HK
1967
1972
5. Kol. Kadarusno
1972
1977
6. H. Soedjiman
1977
1987
7. Brigjen H. Parjoko Suryokusumo
1987
1993

8. Mayjen H. Aspar Aswin
1993
13 Januari 2003
9.
Usman Ja'far
13 Januari 2003
14 Januari 2008

10.
Drs.Cornelis MH
14 Januari 2008
sekarang

Perekonomian
Pertanian & Perkebunan
Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat diantaranya adalah padi, jagung, kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai Oktober 2010 sudah mencapai 592,000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian dibangun di hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan. Kebun-kebun sawit menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara. Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang. Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel) jaman Hindia Belanda.[rujukan?]
Seni dan Budaya
Tarian Tradisional
Tari Monong/Manang/Baliatn, merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.
Kinyah Uut Danum, adalah tarian perang khas kelompok suku Dayak Uut Danum yang memperlihatkan kelincahan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh. Dewasa ini Kinyah Uut Danum ini banyak diperlihatkan pada acara acara khusus atau sewaktu menyambut tamu yang berkunjung. Tarian ini sangat susah dipelajari karena selain menggunakan Ahpang (Mandau) yang asli, juga karena gerakannya yang sangat dinamis, sehingga orang yang fisiknya kurang prima akan cepat kelelahan.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. Jika ia menggunakan properti Tembung maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut Zapin Kipas.
Alat Musik Tradisional
Gong/Agukng, Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.
Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.
Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut Danum di sebut Korondek.
Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.
Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum. Kohotong, yaitu alat musik tiup, terbuat dari dahan semacam pelepah tanaman liar di hutan seperti pohon enau. Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.
Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.
Senjata Tradisional
• Mandau (Ahpang: sebutan Uut Danum) adalah sejenis Pedang yang memiliki keunikan tersendiri, dengan ukiran dan kekhasannya. Pada suku Dayak Uut Danum hulunya terbuat dari tanduk rusa yang diukir, sementara besi bahan Ahpang (Mandau) terbuat dari besi yang ditambang sendiri dan terdiri dari dua jenis, yaitu Bahtuk Nyan yang terkenal keras dan tajam sehingga lalat hinggap pun bisa putus tapi mudah patah dan Umat Motihke yang terkenal lentur, beracun dan tidak berkarat.[rujukan?]
• Keris
• Tumbak
• Sumpit (Sohpot: sebutan Uut Danum)
• Senapang Lantak
• Duhung (Uut Danum)
• Isou Bacou atau Parang yang kedua sisinya tajam (Uut Danum)
• Lunjuk atau sejenis tumbak untuk berburu (Uut Danum)
Sastra lisan
Beberapan sastra lisan yang ada di daerah ini antara lain:
• Bekana merupakan cerita orang tua masa lalu yang menceritakan dunia khayangan atau Orang Menua Pangau (dewa-dewi) dalam mitologi Dayak Ibanik: Iban , Mualang, Kantuk, Desa dan lain-lain.
• Bejandeh merupakan sejenis bekana tapi objek ceritanya beda.
• Nyangahatn, yaitu doa tua pada masyarakat Dayak Kanayatn.
Pada suku Dayak Uut Danum, sastra lisannya terdiri dari Kollimoi (jaman kedua), Tahtum (jaman ketiga), Parung, Kandan dan Kendau. Pada jaman tertua atau pertama adalah kejadian alam semesta dan umat manusia. Pada sastra lisan jaman kedua ini adalah tentang kehidupan manusia Uut Danum di langit. Pada jaman ketiga adalah tentang cerita kepahlawanan dan pengayauan suku dayak Uut Danum ketika sudah berada di bumi, misalnya bagaimana mereka mengayau sepanjang sungai Kapuas sampai penduduknya tidak tersisa sehingga dinamakan Kopuas Buhang (Kapuas yang kosong atau penghuninya habis) lalu mereka mencari sasaran ke bagian lain pulau Kalimantan yaitu ke arah kalimantan Tengah dan Timur dan membawa nama-nama daerah di Kalimantan Barat, sehingga itulah mengapa di Kalimantan Tengah juga ada sungai bernama sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Tahtum ini jika dilantunkan sesuai aslinya bisa mencapai belasan malam untuk satu episode, sementara Tahtum ini terdiri dari ratusan episode. Parung adalahsastra lisan sewaktu ada pesta adat atau perkawinan. Kandan adalah bahasa bersastra paling tinggi dikalangan kelompok suku Uut Danum (Dohoi, Soravai, Pangin, Siang, Murung dan lain-lain)yang biasa digunakan untuk menceritakan Kolimoi, Parung, Mohpash dan lain-lain. Orang yang mempelajari bahasa Kandan ini harus membayar kepada gurunya. Sekarang bahasa ini sudah hampir punah dan hanya dikuasai oleh orang-orang tua. Sementara Kendau adalah bahasa sastra untuk mengolok-olok atau bergurau.
Tenun
Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, diantaranya:
• Tenun Daerah Sambas
• Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten Sekadau
• Tenun Ensaid Panjang Kabupaten Sintang
• Tenun Kapuas Hulu
Kerajinan Tangan
Berbagai macam kerajinan tangan dapat diperoleh dari daerah ini, misalnya:
• Tikar Lampit, di Pontianak dan daerah Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu.
• Ukir-ukiran, perisai, mandau dan lain-lain terdapat di Pontianak dan Kapuas Hulu.
• Kacang Uwoi (tikar rotan bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
• Takui Darok (caping lebar bermotif) khas suku Dayak Uut Danum.
Kue Tradisional
Kue-kue tradisional banyak dijumpai di tempat ini, misalnya:
• Lemang, terbuat dari pulut di masukan ke dalam bambu, merupakan makanan tradisional masyarakat masa lampau yang kini masih dilestarikan.
• Lemper, terbuat dari pulut yang di isi daging/kacang terdapat didaerah Purun merupakan makanan tradisional
• Lepat, terbuat dari tepung yang di dalamnya di masukan pisang.
• Jimut, kue tradisional pada masyarakat Dayak Mualang daerah Belitang Kabupaten Sekadau yang terbuat dari tepung yang dibentuk bulatan sebesar bola pimpong.
• Lulun, sejenis lepat, yamg isimya gula merah, terdapat di daerah Belitang kab sekadau
• Lempok, terdapat di pontianak dibuat dari Durian (hampir semua suku Dayak dan Melayu mempunyai kebiasaan membuat Lempok)
• Tumpi', terdapat pada masyarakat Dayak kanayatn, yang terbuat dari bahan tepung.
• Tehpung, kue tradisional pada dayak Uut Danum, terbuat dari beras pulut yang ditumbuk halus dan digoreng. Kue ini biasanya di buat pada acara adat, bentuknya ada yang seperti perahu, gong dan lain-lain.
Masakan dan makanan Tradisional
Kuliner yang bisa kita dapatkan dari daerah ini adalah:
• Masakan Asam Pedas di daerah Pontianak
• Masakan Bubur Pedas di daerah Sambas
• Kerupok basah, merupakan makanan khas Kapuas Hulu
• Ale-ale, merupakan makanan khas Ketapang
• Pansoh, yaitu masakan daging di dalam bambu pada masyarakat Dayak.
• Mie Tiau, merupakan masakan khas Tionghoa Pontianak yang terdapat di kota Pontianak
• Nasi Ayam dan Mie Pangsit, merupakan masakan khas penduduk Tionghoa Singkawang dan sekitarnya
Referensi
1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by AndI pUTra from West Borneo - - 0 komentar

Harus Ada Koordinasi Bangun Kawasan Perbatasan
Jumat, 01/10/2010
PONTIANAK-Sebagai kawasan perbatasan, Kabupaten Sanggau khususnya daerah Entikong yang langsung berbatasan dengan Malaysia mestinya mendapatkan perhatian lebih serius dari pemerintah dalam hal pembangunan. Tapi anehnya sampai saat ini pembangunan di daerah ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Malahan dana pembangunan dan hibah yang diperuntukkan bagi Kabupeten Sanggau hanya 6 Milyar.

Menurut H. Miftah, karena berbatasan langsung dengan negara Malaysia mestinya pemerintah menjadikan Kabupaten Sanggau sebagai daerah prioritas dalam hal peningkatan ekonomi dan pembangunan. Demikian juga dengan pemerintah Kabupaten Sangau mesti meningkatkan kerjasama disegala bidang dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, sehingga ada sinergisitas. Dengan demikian lanjut politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, maka segala permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan perbatasan dapat segera diatasi dan tidak saling lempar tanggung jawab.

Miftah mencontohkan seperti rumah susun sewa yang sekarang terbengkalai. Seharusnya menurut Miftah, dana operasionalnya dilimpahkan ke kabupaten untuk membangun sarana dan prasarana. Kemudian Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) yang ada di Entikong menurut H. Miftah, agar dioptimalkan perannya dalam mendidik calon tenaga kerja yang ada di sekitar daerah tersebut agar mempunyai ketrampilan kerja.Demikian pula dengan instrukturnya atau pengajarnya harus berkualitas dan memiliki kualifikasi yang dibutuhkan agar pelatihan tersebut berjalan dengan lancar.

Humas Set. DPRD Kalbar (Sy. Sai



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer